Korea Selatan dikenal dunia sebagai salah satu negara dengan kemajuan teknologi yang pesat, ekonomi yang berkembang, dan budaya populer yang mendunia. Namun, di balik kilau kemajuan tersebut, ada fenomena kemiskinan yang tak bisa dipandang sebelah mata. Meskipun negara ini termasuk dalam jajaran negara dengan pendapatan per kapita yang tinggi, kemiskinan masih menjadi masalah yang serius, terutama di kalangan kelompok usia tertentu, seperti lansia dan mereka yang tidak memiliki akses yang memadai ke pendidikan atau pelatihan keterampilan. Fenomena ini menunjukkan adanya ketidaksetaraan dalam distribusi kekayaan dan peluang play228 di dalam masyarakat Korea Selatan.

Salah satu kelompok yang paling terpengaruh oleh kemiskinan di Korea Selatan adalah lansia. Menurut data yang ada, Korea Selatan memiliki salah satu tingkat kemiskinan tertinggi di kalangan lansia di negara-negara OECD. Banyak lansia di negara ini hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, dengan sedikit atau bahkan tanpa dukungan sosial. Hal ini terutama disebabkan oleh perubahan struktural dalam masyarakat Korea, di mana tradisi keluarga yang dahulu menopang orang tua sudah mulai berkurang, sementara sistem pensiun atau jaminan sosial masih terbatas. Akibatnya, banyak lansia yang harus bekerja keras di usia senja mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Selain lansia, kelompok masyarakat yang kurang terdidik atau mereka yang tidak memiliki keterampilan khusus juga berisiko mengalami kemiskinan. Meskipun Korea Selatan memiliki sistem pendidikan yang sangat baik dan tingkat melek huruf yang tinggi, tidak semua warga negara memiliki akses yang sama terhadap peluang pendidikan atau pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Dalam dunia yang semakin bergantung pada teknologi dan industri kreatif, mereka yang tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut seringkali terjebak dalam pekerjaan dengan upah rendah dan kualitas hidup yang buruk. Hal ini semakin memperlebar jurang ketidaksetaraan sosial di dalam masyarakat Korea Selatan.

Kemiskinan di Korea Selatan juga diperburuk oleh ketidaksetaraan dalam penghasilan dan peluang ekonomi. Meskipun negara ini memiliki ekonomi yang maju, sebagian besar kekayaan terkonsentrasi di tangan segelintir orang atau keluarga besar konglomerat, seperti yang terlihat dalam dominasi chaebols (perusahaan konglomerat besar) dalam perekonomian. Masyarakat yang tidak memiliki hubungan dengan chaebols atau yang tidak berada dalam jaringan pekerjaan yang menguntungkan sulit untuk meraih kemakmuran, meskipun mereka hidup di negara yang dikenal maju dan sejahtera. Oleh karena itu, meskipun Korea Selatan telah mencapai kemajuan luar biasa dalam berbagai aspek, masalah kemiskinan yang tersembunyi ini tetap menjadi tantangan besar yang harus diatasi.